Bismillahirohmannirohim, assalamualaikum nama saya eni
anidayanti, panggil saja eni. Saya anak bungsu dari tiga bersaudara. Saya
memiliki dua orang kakak laki-laki dan satu orang kakak perempuan, mereka
semuanya telah berkeluarga sehingga hanya saya yang masih tinggal bersama orang
tua.
Sebagai seorang anak yang masih belia, yang masih ingin
mencari jati diri dan pengalaman dalam hidup, terkadang saya melupakan kodratku
sebagai seorang anak. Dalam hidupku, saya merasa banyak melakukan dosa dan
membuat hati kedua orangtua saya prihatin akan kelakuan saya yang tidak bisa
menjadi seperti apa yang mereka harapkan.
Dalam dunia pendidikan, saya termasuk anak yang
biasa-biasa saja, tidak bodoh dan tidak terlalu pintar. Saya sering mendapatkan
beberapa peringkat kelas tetapi saya tidak pernah menjadi juara kelas seperti
apa yang orangtua saya harapkan. Dalam bidang ekstrakulikuler bakat saya juga
tidak terlalu mencolok, saya mengikuti kegiatan paskibra dan pernah mengikuti
beberapa perlombaan antar sekolah.
Jujur saja, orang tuaku tidak terlalu suka jika saya
mengikuti ekstrakulikuler apapun, mereka berfikir lebih baik fokus belajar dari
pada mengikuti kegiatan-kegiatan yang gak jelas. sebetulnya saya adalah anak
yang berbakat dibidang seni, khususnya seni design grafis. Buktinya saya bisa
mengedit foto dengan begitu bagusnya tanpa ada yang mengajari dan dan tanpa
ikut les, teman-teman sekelas pun banyak yang memuji, tapi sayang tidak ada
perhatian khusus terhadap bakatku.
Saya berbakat, namun saya sadar bahwa saya adalah anak
yang malas dan tidak pandai. Saya juga sadar bahwa saya selalu menyakiti hati
orang tua. Semua apa yang diinginkan orangtua adalah apa yang tidak aku
harapkan. Keinginan kami sangat berbeda 180°. Terkadang kedua orangtuaku merasa
kesal dan jengkel dengan segala apa yang aku perbuat sehingga mereka tak jarang
memarahiku.
Hati saya selalu merasa sedih dan takut jika orangtuaku
mulai membentak dan memarahiku, ya. Mungkin bisa dikatakan bahwa saya adalah
anak yang membangkang terhadap perintah orangtua. Kedua orangtuaku mengharapkan
memiliki anak yang pandai dan cerdas, bisa masak, rajin mengerjakan pekerjaan
rumah dan menuruti segala apa yang mereka perintah.
Tetapi kenyataannya mereka tidak bisa memiliki seorang
anak dengan apa yang mereka harapkan. Ya Tuhan apakah saya adalah anak yang
mereka tidak inginkan?... ataukah saya yang tidak bisa menjadi anak yang mereka
harapkan?...
Hari ini adalah hari ibu,
seharusnya saya mengucapkan selamt hari ibu kepada ibuku. Akan tetapi seumur
hidupku, saya belum pernah mengucapkan kalimat tersebut kepada ibuku bahkan
meminta maaf sekalipun saya tak pernah ucapkan kepada kedua orangtuaku.
Kaku, dingin dan gengsi, itulah
sikapku padahal ingin sekali saya mengungkapkannya tapi harus bagaimana lagi
saya tidak punya keberanian untuk melakukannya. Hari ini ibuku sedang sakit
kata dokter darah ibuku rendah, dalam hati sebenarnya saya takut sekali akan
kehilangan ibu, tapi dilain sisi saya tidak bisa mengungkapkan rasa sayang dan
simpatiku terhadap ibu.
Mereka tidak pernah tahu
seberapa sayangnya aku terhadap mereka, meskipun saya bersifat dingin, acuh,
dan masa bodoh terhadap keadaan mereka. sebenarnya dalam hatiku yang paling
dalam ingin rasanya aku memohon maaf sambil memeluk dan mencium juga menangis
dipangkuan mereka. tapi harus bagaimana lagi mereka juga memliki sifat yang
sama seperti saya. Mereka tidak pernah menunjukan rasa sayangnya kepada saya.
Terkadang saya selalu
merasa iri terhadap anak tetangga atau bahkan teman kampus, orangtua mereka
selalu bersifat lembut dan memanggil mereka dengan kata-kata yang lembut
seperti adik, kakak, teteh, nong”sebutan anak perempuan didaerah saya” saya
ingin sekali dipanggil dengan sebutan-sebutan yang halus akan tetapi orangtuaku
tidak pernah memanggilku dengan sebutan-sebutan itu.
Hanya pada saat saya
sedang sakit sajalah orangtuaku memanggil dengan sebutan-sebutan seperti itu,
terkadang aku berfikir lebih baik sakit bila mendapatkan banyak kasih sayang
daripada sehat hanya mendapatkan marahan dan bentakan.
Menjadi seorang anak
memang terlihat egois. Ingin diperhatikan tapi tidak ingin memperhatikan
keadaan orangtua. Itulah saya saat ini, sejenak terlintas difikiran untuk
berusaha menjadi anak yang baik dan tidak membangkang perintah orangtua,akantetapi
semua itu sulit untuk dilakukan.
Perjalananku masih
panjang, masih banyak yang belum aku ketahui tentang kehiduan ini, saya masih
butuh belajar untuk menjadi manusia yang sejati, tapi Tuhan janganlah Kau
biarkan saya menyesal dikemudian hari, disaat ketika saya menyadari betapa
berharganya orangtua tetapi mereka sudah tak bersamaku lagi.
Hidup memang membutuhkan waktu
dan beberapa perjuangan bahkan pengorbanan, mencari jati diri juga memerlukan
waktu dan pengalaman, semuanya tidak ada yang instan di dunia ini kecuali pop mie.
Saya berharap kepadaMu supaya Kau panjangkan umur kedua orangtuaku dan
memberinya keseharan dan kebahagiaan dalam hidupnya, ijinkanlah aku untuk
membuktikan kepada mereka bahwa saya adalah anak yang berhak untuk dicintai dan
dibanggakan.
Dalam hidupku saya belum
pernah membahagiakan kedua orangtuaku baik secara lahir maupun batin.
Setidaknya dalam hidupku yang singkat ini dapat membuktikan kedapa mereka bahwa
saya adalah anak yang berbakti.
Setiap waktu, setiap
sholat. Aku selalu berdoa kepadaMu supaya dalam hidupku tidak akan pernah
melihat kesengsaraan atau bahkan kematian kedua orangtuaku. Saya selalu berdoa
kepadaMu agar Kau gantikan nyawaku untuk mereka, kau gantikan sehatku untuk
sakitnya, kau gantikan kebahagiaanku untuk kesedihannya.
Saya fikir lebih baik
mereka yang melihatku terbaling tak bernyawa daripada saya yang harus melihat
salah satu dari mereka tak bernyawa. Betapa berharganya mereka dalam hidupku
Tuhan. Tanpa mereka saya tak berarti, tanpa mereka saya mati, dan tanpa mereka
saya tak ada. Hanya merekalah orang-orang yang memiliki ketulusan hati untuk
mencintaiku selama hidupnya, sungguh berartinya mereka dalam hidupku.
Semoga ibuku cepat sembuh dari sakitnya. GWS bu....... Amien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar